Awalnya saya tak terlalu tertarik memperdulikannya. Sampai suatu hari, seorang sahabat saya juga melakukan hal yang sama. Dia berkunjung kerumah saya dengan memakai masker penutup wajah. Tadinya saya mengira ia begitu karena datang dengan menggunakan sepeda motor, jadi wajar bila ia menggunakannya. Tapi sepanjang ia masuk ke rumah saya dan berbicara pada saya, ia tak mencopot masker yang di pakainya. Sayapun bertanya padanya.
Saya : kenapa kok maskermu ga dibuka?
Teman saya : iya mbak, saya menderita flu yang ga sembuh-sembuh. Dokter bilang saya terpapar udara kotor diluar sana. Karena daya tahan tubuh saya lemah akibat sakit yang berkepanjangan. Jadi sekarang saya biasakan memakainya kemanapun saya pergi. Ternyata lebih nyaman lho mbak buat saya.
Saya : ohh…gitu ya
Teman saya : iya mbak, terlebih kalau kita kepasar, fungsinya ga hanya melindungi kita dari sergapan kuman dan bakteri, tapi juga nutupin bau pasar yang sering ga menyenangkan…
.
Demikian sekilas dialognya. Saya jadi terfikir membenarkan apa yang dikatakan teman saya. Saya hampir setiap hari berkunjung ke pasar tradisional. Aroma yang tercium khas dari pasar kerap membuat saya terpaksa menutup hidung dengan jilbab saya. Kebetulan saya tak pernah telaten membawa tisu ataupun sehelai saputangan. Jadilah jilbab saya berfungsi ganda, hehe…Terlebih bila saya masuk ke los ikan dan daging. Wiihhh…aromanya lebih khas lagi. Amis dan anyir.
Penggunaan masker selama ini, umumnya kita kenal hanya bagi mereka yang bekerja di kalangan medis, laboratorium, pabrik, dan para bikers pengendara sepeda atau sepeda motor. Jarang orang memakainya saat bepergian ketempat-tempat umum. Kecuali bila ada sebuah bencana di suatu daerah tertentu, seperti kebakaran hutan, meletusnya gunung berapi. Saat seperti itu masker umum di pakai dan di perjualbelikan masyarakat. Demi terhindar dari asap dan debu yang membahayakan kesehatan.
Sekedar gambaran, dalam skala global, Jakarta adalah kota dengan tingkat polusi terburuk nomor 3 di dunia (setelah kota di Meksiko dan Thailand). Masih dalam skala global, kadar partikel debu (particulate matter) yang terkandung dalam udara Jakarta adalah yang tertinggi nomor 9 (yaitu 104 mikrogram per meter kubik) dari 111 kota dunia yang disurvei oleh Bank Dunia pada tahun 2004. Hingga tidak berlebihan bila Jakarta di juluki kota polusi, mengingat saat kita menjejak kaki keluar rumah udara polusilah yang menyergap kita. (www.kabarindonesia.com)
Banyak alasan orang enggan memakai penutup wajah ini. Sesak napas, pengap, tidak terbiasa, adalah alasan-alasan yang umum kita jumpai. Namun mengingat pentingnya fungsi dan kegunaan masker ini, terlebih bila kita membaca deretan data polusi diatas, ada baiknya kita mulai biasakan menggunakannya.
Berikut beberapa manfaat yang bisa kita peroleh kala kita menggunakannya masker penutup ini.
- Terhindar dari kuman dan bakteri yang berkembang melalui udara di sekitar kita. Terlebih jika kita sakit, setidaknya kita bisa mencegah orang lain tertular. Atau sebaliknya kita yang sehat tak tertular orang yang sedang sakit.
- Gas buang karbodioksida CO2 yang keluar dari knalpot kendaraan bermotor pun menyumbang polusi udara yang tak kalah berbahayanya bagi kesehatan. Timbal dan polutan adalah racun yang berbahaya bila memapar tubuh dalam waktu yang lama. Bisa dibayangkan bila setiap harinya kita menghirup udara sedemikian kotor. Terlebih bila hari-hari kita banyak dihabiskan di jalan raya. Bahkan meski belum terbukti valid, di duga salah satu penyebab syndrom autis yang marak 10 tahun belakangan ini adalah racun timbal dan polusi yang terhirup oleh para ibu hamil. Namun saya tak berkompeten untuk membenarkan atau menyalahkan pernyataan ini. Tapi mengingat anak-anak autis yang sudah menjalani sederet test darah dan test rambut menyangkut kandungan racun di dalam tubuh mereka (dalam hal ini anak sayapun menjalaninya) didapat hasil mencengangkan. Rata-rata ditemukan kandungan racun timbal dan logam berat dalam jumlah yang cukup memprihatinkan dalam tubuh mereka. Padahal usia mereka masih sangat belia kalau bisa dikatakan terpapar secara langsung. Hingga boleh jadi kesimpulan penelitian itu ada benarnya. Bahwa seorang anak bisa terpapar itu dari ibunya sejak dalam kandungan. Kalau hal ini terbukti benar, tentu mengerikan bukan? Karena hal ini berarti bisa terjadi menimpa siapapun.
- Bagi anda yang tinggal di kawasan yang dekat dengan lingkungan pabrik. Polusi yang ditimbulkan dari asap pabrik juga tak kurang berbahanya bagi kesehatan paru-paru kita. Adalah lebih baik bila menggunakannya setiap hari.
- Bila sering naik bus, kereta dan angkutan umum lainnya, masker juga bermanfaat menutupi bau-bau yang tak sedap yang sering kita temui. Seperti kita tahu, bila angkutan umum di kota besar macam Jakarta, penumpangnya kerap berjejal berdesakan. Terlebih di jam-jam sibuk saat orang pulang dan pergi ke kantor. Nah bermasker di situasi seperti ini rasanya solusi yang pas. Karena kita tak perlu repot-repot lagi menutup hidung kala bau keringat sesama penumpang menyergap di sekitar kita.
- Yang juga tak terlupa, kala kita berkunjung ke rumah sakit, masker juga perlu digunakan. Demi menghindari kita tertular aneka penyakit di rumah yang memang tempat berkumpulnya orang sakit.
Selain itu ada beberapa kiat agar masker nyaman kita gunakan, diantaranya:
- pilihlah masker dari bahan yang lembut dan tidak kasar. Misalnya bahan katun atau bisa juga dari bahan kaos.
- pastikan masker yang kita gunakan bersih dan wangi. Mencucinya secara berkala, kalau bisa setiap hari diganti. Bila perlu kita mengoleksinya beberapa buah. Agar bisa dipakai berganti-ganti. Masker yang wangi membuat kita betah memakainya.
- Bila belum terbiasa mamakai masker, longgarkan ikatan masker yang anda pakai, jangan terlalu ketat mengikat, hingga masih ada rongga bagi anda untuk bernafas agar tak terlalu terasa sesak.
Demikian pentingnya fungsi masker. Mungkin awalnya anda tak terbiasa menggunakannya. Perlu waktu untuk itu. Namun mengingat begitu banyak manfaat dari masker ini. Rasanya tak ada salahnya kebiasaan ini kita mulai dari sekarang.
Selamat bermasker kawan
.
Salam sehat selalu
http://kesehatan.kompasiana.com/medis/2011/08/12/penting-membiasakan-bermasker-saat-bepergian/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar